kawasiglobal.id HALSEL – Ketua Asosiasi Transportasi Laut dan Darat (ASLAD), Yeheskel Siar, menyampaikan kritik keras terhadap lambannya tindak lanjut Pemerintah Desa Kawasi terkait pembangunan armada speed boat atau jembatan pelabuhan yang telah lama direncanakan namun belum juga direalisasikan.
Menurut Heskel, pengukuran lahan untuk pembangunan pelabuhan telah dilakukan sejak beberapa bulan lalu sebagai bagian dari persiapan awal. Namun hingga kini, proyek tersebut belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Pemerintah desa berdalih masih menunggu proses perencanaan teknis dan menyelesaikan persoalan pembebasan lahan tambahan yang dibutuhkan untuk mendukung area pelabuhan.
“Kami memahami bahwa ada tahapan perencanaan dan persoalan lahan. Tapi kalau sudah hampir setahun tidak ada kejelasan, ini menunjukkan ketidakseriusan. Masyarakat butuh kepastian, bukan alasan yang terus diulang,” ujar Yeheskel.
Lebih lanjut, Yheskel menegaskan bahwa pembangunan pelabuhan speed boat sangat strategis untuk memperlancar mobilitas laut warga, memperkuat jalur transportasi barang dan orang, serta membuka akses wilayah pesisir Kawasi ke titik-titik pelayanan yang lebih luas.

Ia juga mengingatkan bahwa pihak CSR PT. Harita Group sebenarnya siap untuk berkolaborasi dan mendukung pembangunan tersebut. Namun, komitmen pihak perusahaan sangat bergantung pada kesiapan dan langkah awal dari Pemerintah Desa.
“CSR tidak bisa bekerja sendiri. Mereka butuh pijakan hukum dan keseriusan dari pemerintah desa. Kalau desa saja lambat, maka yang dirugikan adalah masyarakat,” tegasnya.
Sebagai Ketua ASLAD, Heskel mendesak agar Pemerintah Desa Kawasi segera menyelesaikan masalah pembebasan lahan, mempercepat finalisasi perencanaan, dan mulai membuka komunikasi terbuka dengan masyarakat terkait progres proyek ini.
“Jangan biarkan proyek ini mandek hanya karena kelambanan birokrasi desa. Ini soal akses dan hak masyarakat Kawasi untuk mendapatkan layanan transportasi yang layak,” tutup Yeheskel.(red)